Kamis, 21 Desember 2017

WHAT I WAS GONNA SAY [ VOL #2 ]

Here a bunch of my words that I couldn't tell anyone for last 3 months. Perhaps it ain't as much as you guys guessed but i obviously should post it to end up this year wohooo!!! 2018 I'm coming!! may the joy and blissful come toour life abundantly, hope you all (and me) will be better:)




" It is better to didn' know at all, rather than be hurt " -November 18th 2017



Diam.
Membungkam!
Tatkala hati yang melebam
Ingin berbalas salam
Pada reminisensi yang menghujam 

Kala rindu beriak
Makin menyeruak
ditorehkannya lewat sajak 



SEKIAN
jayus ya? huhuuu maaf, I can't even find any other inspiration and sesuau yang bikin galau, baper dkk yang bisa jadi bahan imagine:( In shaa Allah kalo nulis nulis lagi bakal aku post ASAP kok. 

oh ya, semoga kalian yang baca ini, selalu bahagia ya:)  

Minggu, 24 September 2017

WHAT I WAS GONNA SAY [VOL #1]

Did you know that almost people in this whole world only write when they are falling in love or just falling appart, AND SO DO I. Writing is one of my hobbies, it is not only enrich my vocabulary (especially in English) but also sharpen-and dig- my feelings. I will always write, it won't touch on other people, right?

I just created a new topic of my blog which is contain with all 'what i was gonna say' . I chose to write it- why? Gak semua hal yang kamu ingin ungkapkan itu harus diungkapkan ke orang lain. Dunia itu gak jahat, tapi gak selamanya baik. Just trust no one. hehehehe, gak deng It's just my opinion.

And kindly reminder, you don't have the right to judge people's perspective. If they are wrong, just remind them well.

And here is some notes, poems, quotes, or whatever you wanted to call it wkwkwk. Happy reading, hope you like it!!!!! ^_^


[1]
TERUNTUK : KAMU YANG MENYUKAI MERPATI
(catatan tentang merpati)

Melepaskan bukan berarti membiarkan pergi
Melepaskan bisa berarti mengikhlaskannya
Keluar dari sangkar yang membelenggunya,
Membiarkannya terbang.
          "Sejauh apapun jarak yang ia tempuh
          Sebanyak apapun tempat yang ia singgahi
          Dia tahu kemana dia harus kembali
          Asal kamu tahu,
          Merpati tak pernah ingkar janji"
Dan nanti,
Akan ada tempat yang menunggu
Kepulangan sang merpati


[2]
DREAM
(April, 16th 2017)

You came to the crowded area among my friends
You took a sit beside me
You laid on my shoulder
I Asked you "why?"
You laid on my thigh
and reached my hand
You asked me to stroke your hair

Then, I woke up..


[3]
FALL
(April 2017)

You know that i was ever afraid of falling in love
You know that my wounds haven't healed because of falling
Until you dared me to fall into your blackhole

I Stunned.

The hole made my fly among the blink of the stars from supernova explosion
How afraid I'm to fall into your hole
But you light me up

Your light biased the prismatic space in my life
You created a new color in my world

You lost.

You left me alone in the dark
I fall into unfounded hole
The hole that made me didn't know
'When the pain will end, and
by whom the wound will be healed'
Is it you?


[4]
The things that makes me hurt is:
what should we do together,
I do it my self
and You do it with someone else.


[5]
(Just a caution to my self)
The sailors don't deserve a home,
give them a quay!


[6]
My lips are too dry for a name
That is rarely spoken
Till I finally met the shelter of desperation
Which is warranted with the an embrace
And dump all the giddiness and anxieties.

          Then a bitter laughter escaped from my chapped lips
          And droplets of bloods dribbling down.
          Those would be a witness
          That these rigid lips aren't even able
          To remove that smile


[7]
NOTE TO MY FRIEND-HIS NEW LOVER:

Dear,
You have the right to be free
You have the right to reach your happiness
Don't let anyone take ot or dissuade it from you.

     Dear,
     I've ever admited, but you  don't have to.
     I've ever much too carried about a feelings, but you don't have to.
     I've ever looked after someone's heart to kept the relationship stavble, but you don't have to.
     I've ever bleed my self dry, but you don't have to.

Dear,
Sure that actually I already know everything well.
About the feeling both of you, about the dates, and about the movies you both are watched.
But I act like, I know nothing.

     Dear,
     Don't mind me.
     I treat you kindly with all my sincerity just because I want.
     I treated someone just the way I want to be treated, and
     I think, If I do a good thing, the good will come.
     I just did my philospohy.

Dear,
Don't be hesitate to tell the truth just because you are way too afraid
that i won't respectful to you anymore.
But guess what's in the fact?
Did I treat you badly?
Did I treat you unwell?
Whereas I know the truth
But I was pretending like everything never happened.

     Dear,
     You are his new lover, but however you will always be my friend, won't you?

Dear,
I wasn't born to be a parasite, and I don't want to.

Rabu, 10 Mei 2017

JURNALKU

"JURNALKU "

Tak masalah, seberapa lama masa kita tlah bersama
Sehari atau sewindu
Lamanya seabad pun takkan terasa
Banyak memori yang takkan terlupakan
Karna hadirmu yang kan menggilas nestapa

Oh kawan kau intuisiku
Bait dalam setiap sajak di jurnalku
Aksara dalam setiap lembar hidupku
Menggores indah jurnalku

Tak masalah seberapa lama masa kita tlah bersama
Kita tak menciptakan kenangan
Kenangan yang tlah ciptakan kita
Karna hadirmu, menggugah rasaku

Oh kawan kau intuisiku
Bait dalam setiap sajak di jurnalku
Aksara dalam setiap lembar hidupku
Menggores indah jurnalku

Semesta suka bercanda
Kamu terlahir, aku terlahir
Seakan sengaja dibuat bahagia 

Oh kawan kau intuisiku
Bait dalam setiap sajak di jurnalku
Aksara dalam setiap lembar hidupku
Menggores indah jurnalku

Okay mungkin ini puisi biasa. Tapi di tangan Sagita sama Athaya, gilee asik banget. Mereka yang ngolah musik di lagu ini + bantuan Aida anak Smanda Golden Voice tulen, Mila ex SGV hihi + Rima yang jago olah koreo + Ompuj yang main instrumen dan yang lebih +++ lagi semangat yang membara dari temen-temen yang gak pernah absen latihan seni musik Ba dum Tsss.. Wulan, Zahra, Nur, dan Ridho! Yeaaayy!!! HOKI SIH DAPET KELOMPOK INI WKWKWK


LATAR BELAKANG
 Terpaksa. Karna ada tugas seni musik.

AWAL PENCIPTAAN
Okay gue mau jujur-jujuran. Ini lagu terinspirasi sama seseorang, TSAH. MAKASIH YA KAMU. Awalnya macet mau bikin syair kayak gimana buat tugas seni musik cipta lagu. Pikiran lagi mumet, banyak tugas, swing mood. Mau mikirin syair, malah kepikiran doi wkwk. Yaudah mikirin doi sambil mikirin syair, pengen gitu galaunya jadi produktif. And GOT IT !! yang kepikiran malah hal-hal indah sama doi HAHA. Kepikiran, dulu punya buku jurnal sama doi, dimana buku itu kita bisa cerita sepuasnya, dan awal perkenalan kita yang singkat. Cuma gimana ya, ini lagu ditujuin buat sahabat ya udah gue vermak lagu ini kek buat temen.

PROSES
 Lagunya dibikinin kunci, nada-nadanya, sama Sagita dan Athaya tau deh mereka MVP banget. Latihan jarang amat. Latihan paling serius dan baru ada koreo saat H-1 dan itu dari jam 12-6 gile gile. Makasih rima sudah menyiapkan rumahnya dan ayah rima, Bapak Alam sudah mensponsori latihan kami dengan tahu bulat dan otak otak.

HASIL
singkat cerita, penampilan kami dapet peringkat pertama. ALHAMDULILLAH

HIKMAH MENURUT GUE
kalau galau, biarin diri kamu galau-sampai puas. abis itu bangkit. kalo belum kuat juga, silahkan galau. gunain kegalauan kamu buat hal berguna, semisal kamu bisa bikin puisi, quotes, di share buat yg lain. kan berguna juga wkwk. kamu juga bisa ngelatih rasa simpati kamu loh!

BEHIND THE SCENES
Baris 1, dari atas kiri ke kanan : Ridho-Ompuj, Baris 2, dari kiri ke kanan : Milla, Aida, Rima, Zahra, Wulan, Baris 3, dari kiri ke kanan : Athaya, Nur, Sagita

 
Ini sama sagita, pernah duet bareng lagu astuti by agung hercules. wanita otak kanan dan motorik-holic wkwk


Paling kiri athaya: gara gara dia, latihan cuma sekali dan H-1 karna dia hidup di habitat organisasi. Yang tengah aida: paling semangat latihan, paling bawel, "EH AYO UDAH SERIUS SERIUS"

YANG TENGAH JOKOWI WANNA BE a.k.a dhiaz, BUKAN KELOMPOK GUE. Tau dah, kita demen amat foto bertiga, mungkin karna kesamaan nasip. OOOPSSS

Minggu, 16 April 2017

Naskah Drama Syirkah Inan



Teks Drama Syirkah Inan

Firli Nurfadilla (Firli)                          : Pemilik modal
Zihan Fadlillah Syifa (Zihan)              : Pemilik modal
Nissa Rosna Salsabilla (Bella) : Distributor & Pemilik modal
Shannas Rizqi Raihan (Shannas)        : Pembeli
Dhea Nanda Putri Lestari (Dhea)       : Penjual/ Karyawan toko

Firli dan Zihan merupakan 2 orang ibu rumah tangga. Keduanya dipertemukan dalam majelis yang sama. Awalnya mereka berdua merupakan pegawai di salah satu perusahaan elektronik besar, namun setelah menikah, mereka memutuskan untuk berhenti bekerja demi mengurus rumah tangga mereka.

Zihan : “Assalamualaikum, Firli. Yaampun udah lama ga ketemu. Kamu sehat? Keluarga juga sehat?”
Firli : “Waalaikumsalam, Zi. Alhamdulillah sehat semua kok. Kamu sekeluarga gimana?”
Zihan : “Oh alhamdulillah kok, sehat. Sekarang kamu kerja dimana, li?”
Firli : “ Ah engga. Saya ngurus anak sama suami aja. Cuma ya sekarang saya bingung, kan anak udah pada besar, saya sendiri di rumah, sepi, ngga ngapa-ngapain juga dan gak dapet penghasilan “
Zihan : “Ah bener juga sih. Kadang itu resikonya jadi ibu rumah tangga. Ya tapi, kita harus istiqomah. Kita cukup berdoa dan membantu suami di rumah sementara suami yang bekerja keras.”
Firli : “Iyah.. untuk kebutuhan sendiri, kadang saya masih bisa ngandelin pake uang pesangon, lumayan lah buat tambah-tambah”
Zihan : “Oh iya bener, pesangon dari perusahaan kita dulu kan lumayan yah? Gimana kalo kita puter aja uangnya, kita manfaatin, kita investasiin gitu”
Firli : “Caranya?”
Zihan : “ Gimana kalo kita kerja sama, sesuai prinsip ekonomi islam. Kita nerapin syirkah inan?”
Firli :” Sistemnya gimana tuh?”
Zihan : “Hmm, gini aja untuk lebih jelasnya, besok bisa gak kita janjian sama temen saya namanya Bella? Sekalian minta izin sama suami masing-masing”
Firli : “Ok”

Keesokan harinya..

Zihan : “Assalamualaikum Firli, kenalin ini teman saya. Namanya Bella. Bella, kenalin ini Firli”
Firli dan Bella : “Assalamualaikum..”
Bella : “Mari duduk, biar saya jelaskan”
Firli: “Terima kasih, mbak”
Bella : “Jadi gini, saya ini sepupumya Zihan. saya kerja di bagian marketing supervisor di distributor “Dinginsonic”. Saya mau menawarkan kerja sama antara perusahaan saya, saya,  Mbak Firli, dan Zihan dengan kerja sama dengan prinsip syirkah inan. Mbak Firli dan Zihan cukup memberikan modal awal sebesar 50 juta tiap orang ke perusahaan saya. Nanti perusahaan saya akan memberikan beberapa barang elektronik dan segala kelengkapannya. Nah, itu kan yang berhubungan dengan perusahaan, nah nanti kalian bisa buka toko di kontrakan saya yang berada di jalan utama kota cirebon. Karna kalian juga menjual produk perusahaan saya, jadi kalian ga usah bayar sewa. Gimana?”
Firli : “Pegawai nya gimana?”
Zihan : “Gimana kalo kita rekrut dan manfaatin tukang servis elektronik aja. Seengganya mereka tau tentang elektronik gitu. Kalo untuk manajemen keuangan, bisa diurus sama kita berdua”
Firli : “pembagian keuntungannya?”
Bella : “karna Mbak Firli dan Zihan memberi modal masing-masing 50 juta dan ikut andil dalam manajemen keuangannya jadi keuntungannya masing2 jadi tiap orang keuntungannya 40% , perusahaan saya 10% dan  saya 10% karna modal saya meminjamkan kontrakan saya, setuju? Walaupun perusahaan saya dapet keuntungan 10%, kalian juga dapet keuntungan lagi dari perusahaan saya sekian persen sesuai kesepakatan nantinya”
Firli dan Zihan : "Okay kami setuju"

Beberapa bulan kemudian berdirilah toko elektronik kecil di pusat kota. Tokonya kecil namun pengunjung yang datang ramai.

Dhea : “Selamat siang ibu, ada yang bisa saya bantu?”
Shannas : “saya lagi cari-cari ac mbak”
Dhea : “Oh boleh ibu, silahkan di liat liat dulu..”
Shannas : “Paling bagus merek apa ya bu?”
Dhea : “yang ini acnya ½ pk bu, tapi dingin banget cukup banget buat ruangan 5 x 5 meter. Harganya Cuma 1.200.000 bisa di cicil 4x dengan bunga cicilan 0%”
Shannas : “Ya udah deh mba saya ambil yang ini. Dikemas ya mbak.”
Dhea : “Mau dibawa sendiri atau mau di antar dengan jasa pemasangan ac nya sebesar 100.000 bu.”
Shannas : “Sekalian pasang aja deh mbak”
Dhea : “Ya udah, mbak tulis alamatnya disini ya”
Shannas : “Nih mbak, uangnya cash aja”
Dhea : “ Terima kasih, selamat datang kembali”
Beberapa bulan kemudian...
Firli : “Alhamdulillah udah akhir bulan dan keuntungan kita lumayan banyak banget dan aku udah ngitung laba bersihnya kok. Aku akan bagi sekarang yah. Ini buat Zihan, Ini buat Bella. Dan sisanya cukup untuk gaji karyawan”
Zihan : “Gimana kalo untung bersih ini sampai balik modal kita pakai buat kebutuhan toko lainnya?”
Bella : “Hmm boleh.”
Firli  :”Okay, deal yah?!”
Bella : “Semoga toko ini semakin maju ya Allah”
Firli dan Zihan : “Aamiin”

Rabu, 13 Juli 2016

GUIDE ME [Ft. Nealvin Rajendra Riawan]

     Today I sit on the park benh behind my house with my husband and my son. I feel the wind that hits me like wind five years ago, when my husband and I met. At that time I was in Spanyol for travelling and visited my friend, to capitalize the amount of money, google maps in my phone, and Spanish-speaking expertise for visited the place in Spanyol. I visited the Cathedral of Cordoba. In the Cathedral, I met a tour guide. He told al the history of this cathedral. He asked my aim to come here.

     "Sorry, what's your name?" He asked.

     "I'm Rahma, How about you?" I answered.

     "Franchest. why do you come here?" He asked

     "I come here for knowing the Islamic Revival" I answered. His reaction was so weird but I ignored him.

      In the last session he said "Nice to meet you! will you explore the Cordoba and visit any place with me?"

     "Okay" I replied.

     When he lend his hand, I'm not replied but I said "Assalamualaikum". The next day, we met in the same place like yesterday and went to a place. He invited me to come to Cristo de La Luz mosque in Toledo. In that place we talked about it history. When adzan dzuhur sounded, Franchest and I went to the mosque for did dzhur pray but he didn't follow me to enter the mosque.

     "I'll be waiting at the outside" He said.

      Then, after did the Dzuhur pray I asked to him.

     "Why don't you pray?"

     "My religion is not Islam"

     "What's your religion?"

     "My religion is not Islam!"

     I was shocked, I thought he was a moslem because during that time he could tell the detail history of Islam. In spite of it, we went to have a lunch. I brought a lunch box from my home. When we had a lunch he asked

     "Why don't you shake my hand when we met yesterday?"

     "We aren't a muhrim" I answered.

     "What is muhrim?"

     "Muhrim is a situation were a man and a women were allowed to touch and be bound by marriage" I explained.

     He was fascinated by my explanation.

     "Does your religion like that?" I asked.

     "No, I have no religion" He answered.

     After had a lunch, we went to home while continued the conversation

     "Why you have no religion?" I asked curiously.

     "Because God was not good to me. Whereas people said that Good is good and fair" He said
.
     "God only gave trials to the beloved. Don't give up because God has given the sign to you for finish it"

     After the incident we split up and never meet again. A week later, I intended to return to Indonesia. Suddenly, my friend come to my room.

     "Rahma! Anyone looking for you! Franchest!" My friend said. So I ran to the door and saw Franchest with his big backpack.

     "Why are you in here? why do you know I'm in here?" I asked

     "I follow you 'till you arrived at home. Rahma! today you will be a witness let me be a moslem and enter Islam. It's not because of you. This is because now I know that Islam is the best and holy religion. If you allow, I will repay it with all my love for you."

     "No. Please, love me because of Allah, not because of lust"

     After that in my friend's mosque he said two of syahadat sentences and he told that he wanted to live in Indonesia and proposed me.

     "Yes, I want" I said.

     In my thought, I realized that I had become an intermediary for God to guide my husband to the most blessed way of God.


Jumat, 25 Desember 2015

GRIM REAPER AND BUBBLE GUM Eps.2 [Asinan? Rasanya Seperti Cinta!]



Ariel dan Rena tertidur pulas. Sementara neneknya bersiap-siap untuk pergi ke kebun sayuran miliknya untuk memanen beberapa sayuran yang sudah matang dan dijadikan asinan. Nenek Rena adalah pemilik kebun sayuran serta beberapa ladang sekaligus pemilik industri rumahan asinan yang mempekerjakan warga-warga di desanya.

Waktu menunjukan pukul 7 dan cuaca sangat mendung. Maklum akhir tahun merupakan musim liburan sekaligus musim penghujan sehingga suhu di desa itupun sangat dingin. Rena terbangun karena mendengar suara berisik yang berasal dari luar jendelanya. Suara itu adalah suara pegawai-pegawai nenek yang sedang mengolah sayuran-sayuran serta buah-buahan untuk dijadikan asinan. Industri rumahan kecil-kecilan tersebut terletak di sebelah rumah nenek.

Rena beranjak bangun dari kasurnya dan segera mandi. Ia mendapati bahwa tak ada sesorang pun di rumahnya karena Ariel dan nenek sudah berada di home industry milik nenek. Rena segera keluar rumah dan ingin membantu pekerjaan nenek. Namun Ia tak tahu apa yang harus Ia bantu.

Melihat Rena yang kebingungan, Ariel menarik tangan Rena dan mengarahkan sebilah pisau tajam tepat di depan wajah Rena.

“Aaaa !! Kau lagi! Kau memang menyeramkan seperti Grim Reaper” Amuk Rena sambil memukul dada Ariel

“Bantu kami cepat! Sini! Kau duduk disini lalu potong sawi ini lalu berikan pada bibi yang disebelah sana” Perintah Ariel

Bukannya memotong sawi dengan baik, Rena malah mencacah-cacah kubisnya. Melihat hal itu sontak saja membuat Ariel marah.

“Ya!! Bukan seperti itu caranya! Kau akan merugikan kami!” Ariel membungkukan badannya dan melingkarkan lengannya di samping tubuh Rena lalu mengajarkan cara memotong sawi yang benar.

Melihat hal itu, kali ini Rena yang merasa gugup. Iya hanya tercengang bengong diam tak berkutik. Ia merasa bodoh namun pipinya sedikit memerah. Dia langsung menyadari hal itu.

“Yayaya!! Sekarang aku mengerti. Kau bisa menyerahkan semuanya padaku. Aku.. akan membuatmu percaya,Grim Reaper!” Tutur Rena menyudahi situasi itu sambil mengepalkan tangannya tanda Ia bersemangat.

Ariel meninggalkan Rena dengan menyunggingkan senyum di sudut bibirnya dan tertawa kecil.
Setelah berhasil memotong sekeranjang sawi, Rena membawa keranjang sawi itu untuk diproses ke tahap selanjutnya. Tiba-tiba Ariel menghadang Rena

“Biar aku yang bawa! Good job!” Ariel menyemangati Rena.

Sampai di tahap selanjutnya, Rena membantu seorang bibi pekerja untuk mencampur bumbu-bumbu asinan dan sedikit meremas sayuran dan bumbu asinan dengan tangan agar rasanya menyerap. Asinan itu siap difermentasi.

Usai menyelesaikan pekerjaannya, Ariel mengajak Rena pergi ke saung belakang home industry neneknya. Ia membawakan semanguk asinan sawi untuk Rena

“Nih! Coba cicipi” Ariel menyuruh Rena untuk mencicipi semangkuk asinan sawi tersebut.

“Uhuk uhuk..!!” Rena memuntahkan makanannya.

“Kenapa kenapa? Bagaimana rasanya?” Tanya Ariel khawatir.

“Seperti Grim Reaper yang jatuh cinta!”

“Hah?”

“Pedas, asam, asin, tapi manis...”

“Lalu, Grim Reaper?

“Karna aku memakannya bersamamu”

“Kau anggap aku Grim Reaper? Hah? Aku tak seburuk itu. Lihat wajahku yang tampan ini” Ariel memperlihatkan wajahnya yang tampan sambil menepuk pipinya pelan

“Ewh”

Rena meninggalkan Ariel dan beranjak pergi. Namun sayangnya dia tersandung sebuat bongkahan batu yang berukuran sedang dan terjatuh. Untuk kedua kalinya , Ariel berhasil menangkap Rena yang hampir terjatuh.

“Dia.. selalu menangkapku saat aku terjatuh” Rena menatap Ariel dalam.

Malamnya, Ariel dan Rena berjalan-jalan mengelilingi desa. Pemandangan desa saat malam hari sangat indah. Desa yang berada di dataran tinggi itu menyuguhkan pemandangan  yang luar biasa. Desa itu sangat sempurna, selain sejuk karena berada di kaki gunung dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan, desa itu juga menyuguhkan pemandangan  yang luar biasa diantaranya laut yang sangat biru yang berada di kota dan gemerlap cahay lampu kota.


“Suatu saat aku akan membawamu kesana!” sambil menunjuk ke arah kota dan laut biru

“Benarkah? Aku akan merasa bergairah!” sahut Rena senang.

Puas melihat pemandangan sekeliling desa, Ariel menyuruh Rena pulang. Di tengah perjalanan, Mereka bertemu dengan segerombolan pemuda yang sedang memukuli seorang lelaki sebaya mereka. Melihat lelaki yang terus dipukuli, Rena langsung menghampirinya

“Hentikan!” Rena berteriak

“Kau siapa? Berani-beraninya!!” Salah satu dari gerombolan pemuda itu hendak menghajar Rena

SLUUUPP!!! Lelaki yang memar karena dipukuli itu menangkis tangan lelaki yang hendak memukul Rena

“Lawan aku!” Sahut lelaki memar itu

Melihat Rena dan sang lelaki dalam bahaya, Ariel tak tinggal diam. Ia melindungi Rean dan lelaki itu dengan segenap kekuatan dan ilmu beladirinya. Segerombolan lelaki jahat itu lumpuh dan mereka bertiga kabur. Ternyata segerombolan pria jahat itu berhasil mengejar ketiganya dan ketiganya memutuskan untuk berpencar.

Rena terus dikejar segerombolan lelaki jahat hingga Ia tersesat. Ia tak tahu jalan dan dia bersembunyi disudut rumah seseorang. Ketika Rena bersembunyi, Dari belakang ada seseorang yang menangkap Rena dan menutup mulut Rena yang mengisyaratkan Rena untuk tidak berteriak dan membawanya masuk ke dalam rumah lalu  menyudutkan dan mengunci tubuh Rena dengan kedua tangannya dibalik pintu

“Ssstt” kata pria itu

“Kau selalu aman bersamaku” Pria yang tadinya menunduk langsung menatap Rena

“Kau..benar-benar Grim Reaper..” gumam Rena dalam hati yang menyadari bahwa lelaki yang menguncinya adalah Ariel.

“Ya!” Seseorang mengejutkan keduanya dari dalam rumah

“Kalian akan aman disini untuk sementara waktu” Sahut lelaki itu untuk kedua kalinya.
Ternyata lelaki itu adalah lelaki yang tadi dipukuli oleh segerombolan lelaki jahat, dan rumah yang ditempati ketiganya adalah rumah lelaki tersebut.

“Aku, Sammy” laki-laki itu memperkenalkan dirinya

Ariel langsung membalikkan tubuhnya ke arah Sammy

“Jadi itu kau? Kau yang dipukuli Yuki dan kawan-kawannya? Aissshh kesalahan besar aku menolongmu!” Gerutu Ariel

“Dengan berat hati juga aku meminta maaf dan berterima kasih padamu. Tapi aku lebih berterima kasih pada wanita itu. Siapa namamu?” Sammy berbicara pada Rena

“Ayo lebih baik kita pulang, aku yakin, keadaan sudah aman.” Belum sempat Rena menjawab pertanyaan Sammy, Ariel mengajaknya dan menyeretnya pulang.

“Namaku... Rena!!” Rena berteriak menyebut namanya sambil tangannya digandeng Ariel agar segera pulang