Masa remaja, identik dengan cinta monyet dan kelabilan. Siapa yang tidak pernah merasakan hal itu? Semua orang tentu pernah merasakan hal ini. Termasuk juga 2 anak adam ini, Azka dan Sheeran. Mereka berdua mempunyai latar belakang yang berbeda. Sheeran adalah wanita labil, spontan, dan curious. Sementara Azka adalah lelaki berbadan proporsional, supel, penuh perhatian. Mereka berdua dipertemukan dalam tempat kursus bahasa Inggris ternama di kota mereka.
Awal mula kisah ini terjadi ketika Azka yang merupakan murid baru di tempat kursus Sheeran, yg masih awam tentang beberapa hal di tempat kursus nya tersebut. Sheeran yang melihat Azka kebingungan mencoba berkenalan dengan Azka dengan kespontanannya itu dan ingin mencoba akrab dengannya.
"Kenalin aku Sheeran, Aku sekolah di Pelita Bangsa. Kamu?" Sheeran membuka percakapan.
"Azka, sekolah di Harapan Nusa" Jawab Azka jutek.
Jawaban Azka yang begitu jutek membuat Sheeran ragu untuk mencoba akrab dengannya. Hari demi hari mereka jalani kursus bahasa Inggrisnya itu. Namun ada saja hal yang tidak ketahui tentang tempat kursusnya tersebut. Azka sering bertanya-tanya pada Sheeran via BBM. Namun lama kelamaan, Percakapan mereka di BBM tak hanya sekedar tentang tempat kursusnya, tapi juga berujung pada saling perhatian.
Farid yang merupakan teman akrab Azka mengetahui kedekatan Azka dan Sheeran. Dia menyebar gosip ke seluruh penjuru kelas kursus tentang kedekatan mereka. Namun Azka dan Sheeran tidak menggubris.
Azka sering mengajak berangkat dan pulang bareng pada Sheeran, Sheeran pun bersedia. Sampai suatu saat karna kedekatan mereka, Sheeran mulai menyimpan sedikit rasa. Sheeran mencoba menggali-gali semua hal tentang Azka melalui beberapa akun sosial medai milik Azka. Ternyata Azka sudah mempunyai kekasih bernama Audi, teman kecil Sheeran. Mereka berdua menjalani hubungan itu selama lebih dari 1 tahun dan orang tua keduanya sudah sama-sama saling mengetahui. Harapan Sheeran untuk mendapatkan hati Azka pun mulai pupus.
Suatu hari, Azka mengajak Sheeran makan malam setelah pulang kursus di kedai kopi ternama di kota mereka. Ini waktu yang tepat untuk Sheeran bertanya-tanya tentang hubungannya dengan Audi.
"Kamu pacarnya Audi, ya?" Tanya Sheeran agak ragu.
"Hehe iya. Ko kamu tau Audi?" Tanya Azka penasaran.
"Aku teman kecil Audi.Aku liat di socmednya Audi. Berapa bulan sama Audi? Hehe semoga langgeng ya. Kalian cocok" Jawab Sheeran pura-pura tak tahu sampai menahan sedikit rasa sakit di hatinya.
"Oh hahaha. Jangan bahas itu, please. Jadi badmood" Azka mencoba mengelak.
"Maaf udah buat kamu badmood" Jawab Sheeran santai sambil menyimpan rasa penasaran di hatinya, dan bertanya-tanya mengapa Azka selalu mengelak saat ditanya tentang Audi.
Sheeran mencoba menguntit sosial media milik Azka. Ternyata Azka dan Audi sedang ada masalah, itulah sebabnya mengapa hubungan mereka merenggang. Dibalik itu semua ada rasa takut yang menyelimuti hati Sheeran. Dia takut jika Azka dan Audi sedang merenggang dan Azka dekat dengannya, Ia akan dicap pagar makan tanaman sekaligus ia merupakan pelarian Azka. Sheeran takut kedekatannya dengan Azka selama ini hanyalah angan-angan.
Sampai suatu hari, tibalah hari ulang tahun Sheeran. Sheeran mencoba mengundang Azka ke perayaan ulang tahunnya. Namun, Azka tak bisa hadir karna harus mengikuti latihan wajib karate untuk sebuah ajang kejuaraan. Sheeran mencoba memahami Azka, karna ini semua adalah cita-cita Azka yang ingin membahagiakan orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Acara perayaan ulang tahun Sheeran pun sangat meriah walau tanpa dihadiri Azka. Karna Sheeran mempunyai banyak teman yang begitu peduli, sayang dan setia padanya. Sejak saat itu, hubungan Sheeran dan Azka agak merenggang, tidak seakrab dulu.
Tiba-tiba Sheeran merasa penasaran apakah benar bahwa Azka tak bisa hadir di perayaan ulang tahunnya hanya karna ingin latihan wajib karate. Sheeran mencoba sembunyi-sembunyi melihat kegiatan Azka saat latihan wajib di GOR kota mereka. Ternyata benar, Azka berlatih mati-matian. Sheeran yang melihat Azka kelelahan dengan beberapa lebam-lebam di sekujur tubuhnya pun merasa terharu.
Hari demi hari Sheeran menguntit kegiatan latihan Azka, sampai akhirnya dia pun tertangkap basah.
"Hoy! Kamu ngapain disini?" Azka mengagetkan Sheeran
"Hmm.. aaa...anu lagi jogging disini sambil nemenin temen" Jawab Sheeran gugup
"Jujur aja deh kamu di sini nguntit aku kan? Hayo ngaku!" Azka mendesak Sheeran
"Engga kok kata siapa? Sok tahu kamu!" Sheeran mencoba mengelak
"Beberapa temen aku bilang, akhir-akhir ini mereka sering lihat kamu di sini dan duduk di kursi penonton sambil merhatiin aku. Ngaku aja kali. Aku senang kamu bisa hadir disini. Moodboster banget" Jawab Azka.
"Tapi ga salah kan kalau aku datang ke sini?" Tanya Sheeran sambil menahan cucuran keringat dingin di tubuhnya.
"Ya enggak dong. Kalo tiap aku latihan kamu selalu datang, aku makin semangat latihan. Makasih ya, nanti pulangnya aku antar" Jawab Azka tegas.
Setiap Azka latihan, Sheeran selalu menemaninya. Setiap kali selesai latihan, Azka selalu menghampiri Sheeran di kursi penonton untuk menikmati sentuhan lembut dari Sheeran saat mengelapkan peluhnya yang berjatuhan.
Ajang kejuaraan karate itu tiba. Azka kalah di awal pertandingan, seluruh tubuhnya lebam-lebam dihajar habis-habisan oleh lawannya. Hanya Sheeran yang mensupport, dia memberikan air mineral dan mengelapkan keringat Azka dengan senyum pendorong semagat ala Sheeran. Orang tua dan kekasih Azka datang terlambat. Di akhir pertandingan, Azka berbalik menghajar habis-habisan lawannya dan Ia pun memenang kan pertandingan. Ketika medalinya selesai diserahkan, Ia segera menghampiri orang tuanya. Namun di sisi lain, Ia bingung. Ia tak tahu harus menghampiri Audi, pacarnya terlebih dahulu atau Sheeran orang yang selama ini mensupportnya sekuat tenaga. Tanpa berpikir panjang, Azka menghampiri Audi dan memeluknya erat di depan Sheeran.
"Ka, Aku bangga punya pacar kaya kamu. Semoga dengan ini hubungan kita membaik lagi ya!" Kata Audi yang masih dalam pelukan Azka.
"Tentu, sayang" Jawab Azka yang semakin mempererat pelukannya.
Tiba-tiba air mata Sheeran jatuh tak terbendung membasahi pipinya. Ia pun segera beranjak dari tempat dimana Ia berdiri. Azka yang melihat Sheeran menangis sambil berlari itu segera melepaskan pelukannya dengan Audi dan segera berlari mengejar Sheeran.
"Sheeran! tunggu. Mau kemana?" Azka yang seorang atlet itu berlari secepat kilat hingga Ia pun berhasil meraih tangan Sheeran.
"Tolong lepasin!" Bentak Sheeran sambil berusaha membendung air matanya.
"Loh kok kamu nangis? Aku kan menang. Ini medalinya aku persembahin buat kamu yang udah setia nemenin dan support aku" Hibur Azka yang benar-benar tak tahu penyebab Sheeran menangis
"Memang aku ga pantes buat nangisin kamu, bahkan cemburu saat kamu meluk erat Audi. Aku sadar aku pelarian kamu dan cuma simple pleasure. Aku sadar aku bukan siapa-siapa kamu. Jujur ka, dari dulu aku suka sama kamu. Tapi aku sembunyiin rasa itu. Karna terlalu sakit buat aku untuk mencintai kamu. Kamu itu karya Tuhan yang sedang aku perjuangkan. Ini medali hasil perjuangan kamu, kamu simpan baik-baik. Aku kaya gini ikhlas bantu kamu untuk meraih apa yang kamu mau. Sebenarnya yang aku perjuangin itu bukan medali ini, tapi hati kamu. hati kamu yang tulus buat aku. Sekarang udah ada Audi dan Orang tua kamu di sana. Aku titip mereka. Bahagiain mereka semampu kamu. Inget, jaga diri kamu juga baik-baik. Karna beberapa hari lagi aku akan pindah ke luar kota karna Ayahku pindah tugas, dan aku akan tinggal di asrama. Jadi gak bisa tiap hai kontak-kontakan. Aku ga bisa terus merhatiin dan nemenin kamu. Kejar cita-cita kamu!" Sheeran memberikan perhatian terakhirnya pada Azka
"Tapi Sheer..." Perkataan Azka terpotong karna Sheeran segera beranjak dari Azka dan langsung masuk mobil taxi lalu pergi.
Seiring berjalannya waktu, setiap kali Azka latihan karate, Ia selalu tidak fokus karna selalu memandangi kursi penonton sambi berharap dan membayangkan bahwa Sheeran sedang dengan setia menemaninya. Begitu juga di tempat kursus, Azka rindu dengan celotehan-celotehan Sheeran yang membuat kelasnya ramai. Kelas kursusnya sepi, apalagi dengan hatinya. Azka benar-benar merasa kehilangan.
SELESAI.
Kamis, 21 Agustus 2014
Rabu, 11 Juni 2014
When Naura With Keenan
Dua anak manusia dengan perbedaan yang sangat
menonjol hidup berdampingan satu sama lain. Karena perbedaan mereka itulah mereka
saling melengkapi. Naura, perempuan plin plan, jaim dan tinggi gengsi ini dapat ditakluki
hatinya oleh Keenan lelaki yang gak ada apa-apanya, gak gentle, Cuma omong
doang, dan bisanya ngasih harapan dan gak berani merealisasikannya.
Sebelum
pacaran, mereka mengalami masa PDKT yang cukup lama. Hamper 1 tahun. Naura
tidak memiliki perasaan apa-apa pada Keenan. Bahkan sebelum mereka pacaran,
Naura bahkan pernah berkata dalam hatinya “Ah pasti kalo nanti aku jadian sama
Keenan nilai mata pelajaran aku bakal turun, jadi males karna sibuk
kontak-kontakan. Pas PDKT aja udah prosesif dan perhatian kaya gini? Gimana
kalo pacaran?”.
Hari
demi hari berjalan perlahan Naura mulai jatuh hati pada Keenan, dan sampai
suatu saat mereka jadian. Mereka menjalani hubungan itu selama setahun lebih.
Saat Naura menjalin hubungan dengan Keenan, bukan kesialan-kesialan yg dia
dapat. Namun beberapa keberuntungan, beberapa diantaranya dia dilantik menjadi
anggota inti Mading, prestasi belajarnya pun meningkat bahkan Naura menjadi
juara kelas.
Selama
setahun lebih mereka pacaran, mereka hanya nge-date dua kali, ketika anniversarry
ke 11 bulan dan 12 bulan. Anniversarry yang ke 11 bulan itu mereka rayakan di
rumah makan fast food di salah satu mall yang ada di kota mereka. Anniversarry
yang ke 12 bulan itu mereka rayakan di dekat rumah teman Naura yang bernama
Kimmy. Di anniversarry yang ke 12 itu Keenan memberi kotak music kuno yang
ketika dibuka kotaknya muncul penari ballet yang sedang menari. Naura memang
malu-malu dan malas ketika diajak jalan sama Keenan. Karna menurut Naura,
Keenan itu ga modal dalam segala hal.
Suatu
ketika Naura memutuskan hubungannya dengan Keenan karna Ia jenuh dengan sikap
Keenan yang suka memberi banyak harapan. Namun Naura dan Keenan berjanji bahwa mereka
putus dengan cara baik-baik dan tetap menjaga silaturahmi. Lama-kelamaan Naura
merasa ada yang aneh pada dirinya. Prestasi belajarnya semakin terpuruk, bahkan
ia tidak terpilih lagi menjadi anggota Mading Camp karna tidak ikut pelatihan
Mading Camp yg dikarenakan Ia demam selama 5 hari.
Naura
merasa Keenan seperti Dewi Fortunanya. Dia mencoba lagi dekat dengan Keenan
sebelum akhirnya acara Graduation Party dari sekolahnya. Yah memang, usia
Keenan 1 tahun diatas Naura. Keenan adalah kakak kelas Naura. Beberapa hari
kebelakang sebelum Graduation Party, Naura dan Keenan sangat dekat bahkan
hubungannya bukan seperti kakak-adik namun seperti dulu mereka pacaran. Keenan
mulai perhatian lagi kepada Naura, Naura pun berbalik perhatian. Bahkan mereka
sering curhat-curhatan karna status single Keenan yang mengenaskan.Bahkan
Keenan pernah bilang bahwa Keenan ingin sekali punya pacar seperti Naura.
“Wah
gimana kabarnya nih udah lama gak teleponan kangen ya sama suara aku?”. Candaan
Keenan gombalnya yang gak bermutu.
“Haha
apaan sih biasa aja kali. Oh ya gimana katanya kamu lagi PDKT sama Jasmine?
Kalau udah jadian traktir ya!” Naura mencoba menggoda Keenan.
“Aku
masih jones nih Jomblo Ngenes. Masih kebayang-bayang masa lalu sama kamu.
Gampang deh kalau urusan nraktir mah, doain dong cepet jadian. Mau ditraktir apa sih?”. Jawab
Keenan dengan rasa penuh percaya diri.
“Yoghurt
j.cool yang di j.co itu loh yayaya? Nanti aku doain cepet jadian. Eh kalau gak
jadian gimana? Tetap traktir ya!” Naura memaksa.
“Gampang
deh urusan makan mah” Jawab Keenan santai.
Pembicaraan
mereka di telepon sudah satu jam lebih. Sampai pada akhit pembicaraan Keenan
meminta sesuatu pada Naura sebelum Ia berpisah dengan Naura. Keenan meminta dan
memaksa Naura agar mau foto bersama dengannya di hari Graduation Party dan
Naura pun menyetujuinya.
Naura
berniat memberi sebua h kenang-kenangan pada Keenan seperti bunga mawar, atau
jersey kesukaan Keenan namun Naura tak yakin. Bahkan Naura ingin memberi surat
yang di dalamnya tertulis sebuah pesan soal perasaannya pada Keenan.
Graduation
Party telah tiba. Semua senior berpenampilan keren dan menjadi pusat perhatian
diantara junior-juniornya. Naura dan Kimmy pagi-pagi sudah datang ke sekolah,
Naura meminta Kimmy untuk menemaninya foto bersama Keenan. Namun Kimmy langsung
berbicara tegas pada Naura bahwa sebenarnya Keenan sudah berpacaran selama
1bulan dengan teman 1 angkatan Keenan, yaitu Emily.
“Kim,
nanti mau gak temenin aku foto sama Keenan?”
“Foto?
Sama Keenan? Kenapa mesti sama aku?”
“Kan
kamu juga deket sama kita. Lagian kita kan Trio Leo Jomblo”
“Jomblo?
Keenan gak jomblo kali. Bukannya dia udah 1 bulan pacaran sama Kak Emiliy? Ini
buktinya” Kimmy menunjukan beberapa bukti bahwa Keenan sudah jadian dengan
Emily.
Naura
tidak percaya. Naura kecewa pada Keenan, Ia membatalkan rencananya itu dengan
Keenan. Naura meminta penjelasan pada Keenan tentang hubungannya dengan Emily.
Namun Keenan mengatakan bahwa Ia telah putus dengan Emily. Namun rasa kecewa
Naura tidak dapat tertandingi oleh apapun.
Naura
melampiaskan rasa kecewanya dengan foto bersama adik sepupunya dgn berbagai
pose. Lalu Ia menguploadnya di media sosial. Tak lama setelah fotonya di upload
di media sosial, Emily mengupload fotonya bersama Keenan sedang berpegangan
tangan di tengah meriahnya Graduation Party.
Pada
akhirnya Naura tahu bahwa Keenan yang selama ini Ia puja bukanlah lelaki
sesungguhnya. Keenan adalah lelaki bermuka tembok yang gemar tebar pesona ke
semua wanita. Naura yang hobi menulis menuangkan segala kekesalannya dengan
membuat cerpen yang ceritanya diambil dari pengalamannya sendiri. Cerpen yang
Ia buat, Ia publikasikan di blognya dan ternyata cerpennya dikutip dalam sebuah
majalah remaja.
SELESAIKet: Cerita ini asli karya saya sendiri yang diambil dari beberapa pengalaman. Apabila ada kesamaan, berarti kita jodoh hehehe. Kritik dan Saran Twitter: @FirliNurfadilla atau Facebook: Firli Nurfadilla
Minggu, 30 Maret 2014
Naskah Drama IPS (Sejarah) Proklamasi Kemerdekaan RI
Naskah Drama “Proses Kemerdekaan RI”
Pada tanggal 6 dan 9
Agustus 1945, Hirosima dan Nagasaki dibom oleh sekutu. Dan pada tanggal 14
Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Sultan
syahrir (golongan muda) mendengar pidato penyerahan kaisar Hirohito dari radio.
Tetapi, berita tersebut masih simpang siur.
Penyiar radio :”…. Baik, selanjutnya
ada berita kekalahan Jepang yang menyerah tanpa syarat kepada pihak sekutu.
Salah satu penyebabnya adalah ketika peristiwa pemboman kota Hiroshima dan
Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 oleh sekutu, akibatnya Jepang
kehilangan pasukan tentaranya dan…”
Langsung saja Sutan Syahrir
mematikan radionya dan memberitahukan kawan-kawannya dari golongan pemuda.
Sutan Syahrir : “Apakah kalian sudah mendengar berita kekalahan Jepang ?”
Sukarni
: “Belum. Memang kenapa?”
Sultan Syahrir : “Dari yang kudengar di radio Domei, Jepang
telah melakukan genjatan senjata.”
Chairul Saleh :
“Kalau begitu kita harus
segera memprolamasikan kemerdekaan.”
Setelah mendengar berita kekalahan
Jepang, Chaerul saleh segera merencanakan pertemuan dengan anggota golongan
muda untuk membicarakan masalah proklamasi kemerdekaan. Golongan pemuda
mengadakan rapat disalah satu ruangan Lembaga Bakteriologi.
Djohar Nur : “Saat ini, Indonesia berada dalam keadaan kosong kekuasaan. Bagaimana jika kita secepatnya
memproklamasikan kemerdekaan?”
Kusnandar : “Tapi, Jepang memberikan kemerdekaan Indonesia sekitar 24 Agustus 1945.”
Subadio :” Bagaimana jika 16 Agutus 1945 saja kita memproklamasikan kemerdekaan"
Para golongan muda: “Setuju…”
Subianto : “Tapi, siapa yang akan menemui bapak Soekarno dan
bapak Moh.Hatta untuk menyampaikan
keputusan ini?”
Margono : “Darwis”
Alamsyah : “Darwis dan Wikana. Bagaimana?”
Darwis dan Wikana: “Baik, kami yang
akan menyampaikan keputusan ini.”
Tanggal 15 Agustus 1945,
kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tempat
kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok pemuda
dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan.
Chairul Shaleh : “Sekarang Bung, sekarang! malam ini juga kita kobarkan revolusi !”
Chairul Shaleh : “Sekarang Bung, sekarang! malam ini juga kita kobarkan revolusi !”
Sukarni
: “Kita harus segera merebut
kekuasaan! Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami !”
Wikana
: “Jika Bung Karno tidak
mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya suatu
pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran
esok hari .”
Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana sambil berkata:
Soekarno : “Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !”
Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana sambil berkata:
Soekarno : “Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !”
Hatta
: “Jepang
adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali
menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara
tidak setuju dengan apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa
saudara telah siap dan sanggup untuk
memproklamasikan kemerdekaan,
mengapa saudara tidak memproklamasikan
kemerdekaan itu
sendiri ? Mengapa meminta Soekarno untuk melakukan hal itu ?”
Chairul Shaleh : “Apakah kita harus menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan kepada kita sebagai hadiah, walaupun Jepang sendiri telah menyerah dan telah takluk dalam ‘Perang Sucinya ‘!. Mengapa bukan rakyat itu sendiri yg memproklamasikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan kita yang menyatakan kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa ?”
Soekarno
: “Kekuatan
yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan kekuatan bersenjata
dan kesiapan total tentara Jepang! Coba, apa yang bisa kau perlihatkan
kepada saya ? Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa
tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak
? Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan setelah diproklamasikan ? Kita
tidak akan mendapat bantuan dari Jepang atau Sekutu.
Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri.”
Wikana
: “Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan ini akan semakin cepat pula kita akan
terbebas dari semua belenggu yang menyiksa ini.”
Hatta
: “Baiklah,
tapi kami perlu waktu untuk berunding sebentar.”
Kemudian para
golongan tua yang ada di tempat itu seperti Soekarno, Moh. Hatta, Soebardjo,
Iwa kusumantri, Djojo Pranoto dan Sudiro segera masuk ruangan untuk berunding.
Hatta : Bagaimana ini ? Para golongan muda
menuntut untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Soekarno
: Tapi kita tidak boleh gegabah. Kita butuh waktu untuk mempersiapkan
semuanya agar dapat berjalan dengan baik.
Soebardjo
: Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita
menghadapi sekutu yang ingin mengembalikan kekuasaan di Indonesia.
Setelah selesai berunding, para golongan tua segera menemui para golongan muda yang telah menunggu di luar ruangan.
Hatta : Setelah kami berunding tadi, kami memutuskan untuk tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Apalagi tentang kemerdekaan Indonesia.
Setelah selesai berunding, para golongan tua segera menemui para golongan muda yang telah menunggu di luar ruangan.
Hatta : Setelah kami berunding tadi, kami memutuskan untuk tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Apalagi tentang kemerdekaan Indonesia.
Dengan berat hati, akhirnya para
pemuda meninggalkan tempat itu. Tapi mereka juga membuat strategi bagaimana
cara membujuk Ir. Soekarno dan M. Hatta untuk segara memproklamirkan
kemerdekaan.Akhirnya pada tanggal 16 agustus 1945 pukul 04.30 mereka dibawa
oleh golongan pemuda ke Rengasdengklok.
Chairul saleh :
assalamualaikum…
Hatta
:
waalaikum salam…
Darwis
: maksud kami kesini
adalah untuk membawa pak hatta dan pak karno agar ikut kami.
Hatta
:
maksudnya???
Darwis
: “begini, karena
keamanan kalian saat ini sangatlah terancam apabila terjadi
bentrok antara rakyat dan jepang. Tapi
alangkah baiknya apabila anda
mengajak anak dan istri anda agar terjaga keamanannya.”
Hatta :“Mau dibawa kemana kami?”
Sudancho ; “Kalian tidak perlu tau. Diam dan jangan coba-coba melawan”
Soekarno
: “Baiklah, kami akan pergi sekarang juga.”
Hilangnya
Ir.soekarno dan M.hatta menimbulkan kepanikan dikalangan para pemimpin
pergerakan kemerdekaan di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh soebarjo
pada pukul 8.00 pagi.
Saat itu yang dia temui
hanyalah Wikana, ditanyalah ia…
Soebarjo : “Apakah kamu tau dimana keberadaan ir.soekarno dan M.hatta???”
Soebarjo : “Apakah kamu tau dimana keberadaan ir.soekarno dan M.hatta???”
Wikana
: “Saya tidak tau,”
Soebarjo
:
”katakan kepadaku dimanakah mereka, saya jamin keselamatan mereka
apabila mereka kembali ke Jakarta.”
Wikana : “Apa anda yakin? Lalu
bagaimana dengan perumusan teks proklamasih kemerdekaan
itu, Bung”
Mr. Ahmad S. : “Bagaimana kalau kita
merumuskan teks proklamasi kemerdekaan
Negara Indonesia ini di rumah Laksamana Maeda! karena ia sudah bersedia untuk
menjamin keselamatan kita selama kita
ada di rumahnya.”
Wikana : “Baiklah, lebih baik kita segera menjemput Soekarno-Hatta. Saya akan menunjukan tempat soekarno dan Hatta berada”
Sementara itu saat
rombongan Ir.Soekarno tiba di Rengasdengklok, Mereka menempati rumah Joko Ki
Song sebagai tempat untuk merundingkan
masalah proklamasi kemerdekaan ini.
Djohar Nur : “Permisi pak, boleh kami
minta tolong?’
Joko ki song : “Silahkan, mau minta tolong
apa?”
Alamsyah :” Begini pak, berhubung
rumah bapak cukup untuk kami tempati
Untuk
perundingan,boleh kah kami izin untuk menempati kediaman bapak?”
Joko Ki song : “Oh tentu, silahkan”
Akhirnya mereka memasuki
kediaman Joko Ki Song dan segera memulai perundingan
Syodanco Singgih :”Bagaimana? Apakah keputusan bapak masih
tetap pada 24 Agustus 1945 Indonesia
akan memproklamasikan kemerdekaan?”
Ir. Soekarno :”Baik, jika ini keinginan kalian. Kami akan
melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia setelah kami kembali ke
Jakarta.”
Ir. Soekarno :
“Ada urusan apa kalian membawa kami ke tempat ini? Kenapa kami harus diculik
segala?”
Yusuf Kunto : “Kami membawa anda berdua kesini karena kami ingin anda dapat secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Coba kau pikirkan. Sudah berapa orang yang gugur untuk Negara ini? Dan setelah saat yang paling tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan tiba, kau ingin menyianyiakan saat itu?”
Syodanco S. : “Revolusi berada di tangan kami sekarag dan kami memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai Revolusi malam ini, lalu…”
Ir. Soekarno : “LALU APA?”
(Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara)
Ir. Soekarno : ”Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tetap. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalan tanggal 17.”
Sukarni : “Mengapa jusru diambil tanggal 17 , mengapa tidak sekarang saja?”
Ir. Soekarno : “Saya orang yang percaya pada mistik.Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan . Akan tetapi saya merasakan bahwa itu adalah saat yang tepat. Angka 17 adalah angka yang suci. Tanggal 17 besok itu hari jum’at, hari jum’at itu hari yang suci. Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang islam 17 rakaat, oleh karena itu, kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia.”
Rombongan Ahmad Subardjo yang
menjemput Ir. Soekarno dan Moh.Hatta tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB.
Subadio :”Kita
akan kembali ke Jakarta. Lantas, kapan proklamasi dilaksanakan?”
Ahmad Subardjo :”Proklamasi kemerdekaan Indoensia paling
lambat akan dilaksanakan pada
tanggal 17 Agustus 1945 pukul 12.00 WIB.”
Pada tanggal 16
agustus 1945 rombongan Soekarno Hatta tiba kembali di Jakarta pada pukul 23.00
WIB. Setelah menurunkan Fatmawati dan putranya di kediaman Soekarno, Pemimpin
perjalanan Soebardjo , membawa mereka langsung menuju rumah Laksamana Maeda di
jln Imam Bonjol no 1.
Di ruang makan rumah Laksamana Maeda itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Maeda, sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar tidurnya di lantai dua ketika peristiwa bersejarah itu berlangsung. Miyoshi, orang kepercayaan Nishimura, bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas rumusan teks Proklamasi. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya, baik dari golongan tua maupun dari golongan pemuda, menunggu di serambi muka.
Di ruang makan rumah Laksamana Maeda itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Maeda, sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar tidurnya di lantai dua ketika peristiwa bersejarah itu berlangsung. Miyoshi, orang kepercayaan Nishimura, bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas rumusan teks Proklamasi. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya, baik dari golongan tua maupun dari golongan pemuda, menunggu di serambi muka.
Ahmad
S. : “Selamat malam
Laksamana Maeda”
Laksamana M. : “Selamat malam! Silahkan masuk. Kalau begitu silahkan kalian rumuskan Proklamasi kemerdekaan negara ini. Bila kalian ingin menemui saya, saya ada di kamar saya.”
Lalu Laksamana Maeda masuk ke dalam kamarnya, sementara yang lainnya merumuskan Proklamasi Kemerdekaan. Namun dalam pertemuan yg dilaksanakan di rumah Laksamana Maeda tersebut disepakati agar Soekarno dan Hatta menemui dahulu Mayjen Nishimura ( Kepala Pemerintahan Umum Angkatan Darat Jepang) Untuk menjajagi sikap resmi Jepang terhadap rencana proklamasi kemerdekaan Indonesia
Setelah kelompok yang menyendiri di ruang makan itu selesai merumuskan teks Proklamasi, kemudian mereka menuju serambi muka untuk menemui hadirin yang berkumpul di ruangan itu. Saat itu, dinihari menjelang subuh. Jam menunjukkan pukul 04.00, Soekarno mulai membuka pertemuan itu dengan membacakan rumusan teks Proklamasi yang masih merupakan konsep.
Ahmad Subardjo :”Untuk kalimat pertama saya
mendapatkan buah pemikiran; “kami bangsa Indonesia
dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia”
Moh. Hatta :”Saya ada tambahan dikalimat selanjutnya; “Hal-hal
yang mengenai pemindahan
kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo
yang sesingkat-singkatnya.”
Ir. Soekarno :”Lantas, siapa saja yang harus menandatangani naskah proklamasi?”
Moh. Hatta :”Semua yang hadir?”
Sukarni :”Hadirin banyak yang tidak setuju. Cukup dua
orang saja, yakni bapak Soekarno dan bapak
Hatta atas nama bangsa Indonesia.”
Hadirin :”Setuju..”
Ir. Soekarno :”Baik. Selanjutnya teks proklamasi akan diketik oleh
Sayuti Melik.”
Sayuti Melik :”Baik.”
Ahmad
S : “Akhirnya teks
proklamasi ini selesai. Dan tinggal diketik oleh Sayuti
Melik.”
Sayuti Melik : “Baiklah, pak! Bagian mana yang harus saya ketik?
Ketika Sayuti Melik mengetik dia menemukan kejanggalan pada rancangan teks Proklamasi.
Sayuti Melik : “Maaf pak, bagaimana jika kata tempoh kita ganti menjadi tempo, dan kata wakil – wakil bangsa Indonesia diganti menjadi atas bangsa Indonesia karena wakil – wakil bangsa Indonesia adalah PPKI, sedangkan PPKI adalah buatan Jepang dan Djakarta 17-8-05 menjadi Djakarta hari 17 boelan 8 tahoen 05. “
Moh Hatta : “Baiklah kalau begitu diganti saja, jika menurutmu itu salah”
Tidak lama kemudian, teks Proklamasi pun telah selesai di ketik oleh Sayuti Melik.
Sayuti Melik : “Teks Proklamasinya sudah selesai saya ketik.”
Moh. Hatta : “ Kalau begitu akan kami tanda tangani. Sekarang kita tinggal memberitahu rakyat di seluruh Indonesia, dan ke seluruh pelosok dunia. Di mana bagaimana hal ini harus diselanggarakan?”
Sukarni : “Kalau begitu saya akan memberi tahukan rakyat Jakarta dan sekitarnya untuk datang berbondong-bondong ke lapangan IKADA pada siang nanti.”
Ir. Soekarno : “Tidak! Lebih baik di lakukan di tempat kediaman saya di jalan Pegangsaan Timur. Pekarangan di depan rumah cukup luas untuk ratusan orang. Untuk apa kita memancing-mancing insiden? Lapangan IKADAadalah lapangan umum. Suatu rapat umum, tanpa diatur sebelumnya dengan penguasa-penguasa militer, mungkin akan menimbulkan salah paham.”
Lalu, Ahmad Soebardjo mendatangi Laksamana Maeda di kamarnya.
Ahmad S. : “Terima kasih telah memberikan tempat untuk merumuskan teks Proklamasi.”
Laksamana M. : “Sama-sama. Beri tahu saya bila butuh bantuan saya. Mari saya antar sampai ke teras rumah.”
Ahmad S. : “ Silahkan pak!”
Semua persiapan proklamasi rampung
pada pukul 04.30 WIB. Lalu, semua hadirin pulang ke rumah masing-masing dengan
perasaan gembira. Kemudian para pemuda mengirimkan kurir-kurir untuk
menyampaikan bahwa saat proklamasi telah tiba. Mereka juga mengatur pelaksanaan
penyiaran berita proklamasi kemerdekaan. Menyebarkan beberapa pamfleet ke
penjuru Jakarta dan sekitarnya. Pengeras suara diusahakan adanya. Semua
dilakukan agar rakyat dapat turut menyaksikan momen paling berharga untuk
bangsa Indonesia
Pada saat yang sama,
Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman mereka dan berbincang sejenak.
Soekarno
: “Alhamdulillah akhirnya semua berjalan
dengan lancar. “
Ibu Fatmawati
: “Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah
memberikan jalan pada bangsa kita untuk
memproklamasikan kemerdekaan. Oh Iya pak, apakah kalian sudah
merencanakan bagaimana proklamasi besok akan
berlangsung?”
Soekarno
: “Sudah, kita akan melaksanakan upaca
bendera, yang nanti akan di iringi lagu Indonesia
Raya karya Supratman.”
Ibu Fatmawati : Bukankah
kita belum punya bendera?”
Soekarno
: “Ya ampun, Bapak sampai lupa Bu. Kalau
begitu bagaimana jika ibu saja yang menjahitkan
bendera"
Ibu Fatmawati
: “Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang
ada hanya kain merah dan putih. Apa tidak apa-apa?”
Soekarno
: “Tidak papa. Buatlah
bendera yang sederhana. Yang penting
kita sudah berusaha
menyediakannya.”
Ibu Fatmawati
: “Baiklah Pak. Dan Ibu punya ide. Kita
namakan saja benderanya “Sang Saka Merah Putih” Bagaimana?”
Soekarno
: “Ide yang bagus. Bendera
Pusaka “Sang Saka” dan warnanya Merah Putih, menjadi
“Sang Saka Merah Putih”
Ibu
Fatmawati : “Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana.
Menyusun pidato yang nanti akan bapak bacakan.”
Sesaat
sebelum upacara dimulai…
Soekarno :
“Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai tanda awal kejayaan bangsa ini.” (sambil menyerahkan
bendera)
Trimurti :
“Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk mengibarkannya. (memanggil Suhud dan Latief)
Hei, kalian ! Jaga baik-baik bendera ini. Kalian
mendapat kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk
pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.”
Latief dan
Suhud : “Siap, Komandan ! Kami
tak akan mengecewakan Anda.”
Tiba
saatnya Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia…
Suasana menjadi sangat hening.
Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju beberapa langkah dari tempatnya semula.
Soekarno mendekati mikrofon. Dengan suaranya yang lantang dan mantap, Soekarno
pun membacakan pidato pendahuluan sebelum beliau membacakan teks proklamasi.
Pidato Soekarno :
Saudara-saudara
sekalian ! Saya telah minta Saudara hadir disini, untuk menyaksikan peristiwa
maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa
Indonesia telah berjuang umtuk merdeka. Bahkan telah beratus-ratus tahun
lamanya, gelombang aksi kita tidak putus dalam berjuang untuk memerdekakan
negeri ini. Kita jatuh bangun menyusun kekuatan untuk menggapai cita-cita
Indonesia bebas dari penjajahan bangsa lain. Semalam, kami para pemuka-pemuka
rakyat Indonesia dari berbagai penjuru bergabung untuk memusyawarahkan dan
permusyawaratan itu seiya-sekata berkata : inilah saatnya bagi kita untuk
mengobarkan api revolusi kemerdekaan Indonesia. Saudara sekalian ! Dengan ini
kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan bangsa
Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain,
diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 45
“Atas nama bangsa Indonesia”
Soekarno-Hatta
Kemudian
di kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya.
Hadirin turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut.
Peristiwa Proklamasi ini
memang hanya berlangsung sebentar. Namun. Peristiwa itu telah megubah segala
sendi kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan telah
menjadi momentum puncak perjuangan Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai
generasi penerus bangsa harus berprestasi dalam rangka mengisi kemerdekaan
tersebut, bukan malah menodainya. Kita harus bisa membalas budi para pejuang
Tanah Air jaman dahulu dengan cara mempertahankan kemerdekaan ini !
KET : Naskah ini bukan murni hasil saya, saya mendapat inspirasi dari berbagai blog, namun maaf saya tdk bisa sebutkan karena memang banyak blog yg menginsipirasi saya, dan saya hanya bisa mengucapkan terima kasih. Saya juga meminta maaf atas segenap kekurangan dari blog saya ini. Follow twitter saya di @FirliNurfadilla
Langganan:
Postingan (Atom)