Kamis, 21 Agustus 2014

I'm Not Your Simple Pleasure

Masa remaja, identik dengan cinta monyet dan kelabilan. Siapa yang tidak pernah merasakan hal itu? Semua orang tentu pernah merasakan hal ini. Termasuk juga 2 anak adam ini, Azka dan Sheeran. Mereka berdua mempunyai latar belakang yang berbeda. Sheeran adalah wanita labil, spontan, dan curious. Sementara Azka adalah lelaki berbadan proporsional, supel, penuh perhatian. Mereka berdua dipertemukan dalam tempat kursus bahasa Inggris ternama di kota mereka.

Awal mula kisah ini terjadi ketika Azka yang merupakan murid baru di tempat kursus Sheeran, yg masih awam tentang beberapa hal di tempat kursus nya tersebut. Sheeran yang melihat Azka kebingungan mencoba berkenalan dengan Azka dengan kespontanannya itu dan ingin mencoba akrab dengannya.

"Kenalin aku Sheeran, Aku sekolah di Pelita Bangsa. Kamu?" Sheeran membuka percakapan.
"Azka, sekolah di Harapan Nusa" Jawab Azka jutek.

Jawaban Azka yang begitu jutek membuat Sheeran ragu untuk mencoba akrab dengannya. Hari demi hari mereka jalani kursus bahasa Inggrisnya itu. Namun ada saja hal yang tidak ketahui tentang tempat kursusnya tersebut. Azka sering bertanya-tanya pada Sheeran via BBM. Namun lama kelamaan, Percakapan mereka di BBM tak hanya sekedar tentang tempat kursusnya, tapi juga berujung pada saling perhatian.

Farid yang merupakan teman akrab Azka mengetahui kedekatan Azka dan Sheeran. Dia menyebar gosip ke seluruh penjuru kelas kursus tentang kedekatan mereka. Namun Azka dan Sheeran tidak menggubris.

Azka sering mengajak berangkat dan pulang bareng pada Sheeran, Sheeran pun bersedia. Sampai suatu saat karna kedekatan mereka, Sheeran mulai menyimpan sedikit rasa. Sheeran mencoba menggali-gali semua hal tentang Azka melalui beberapa akun sosial medai milik Azka. Ternyata Azka sudah mempunyai kekasih bernama Audi, teman kecil Sheeran. Mereka berdua menjalani hubungan itu selama lebih dari 1 tahun dan orang tua keduanya sudah sama-sama saling mengetahui. Harapan Sheeran untuk mendapatkan hati Azka pun mulai pupus.

Suatu hari, Azka mengajak Sheeran makan malam setelah pulang kursus di kedai kopi ternama di kota mereka. Ini waktu yang tepat untuk Sheeran bertanya-tanya tentang hubungannya dengan Audi.

"Kamu pacarnya Audi, ya?" Tanya Sheeran agak ragu.
"Hehe iya. Ko kamu tau Audi?" Tanya Azka penasaran.
"Aku teman kecil Audi.Aku liat di socmednya Audi. Berapa bulan sama Audi? Hehe semoga langgeng ya. Kalian cocok" Jawab Sheeran pura-pura tak tahu sampai menahan sedikit rasa sakit di hatinya.
"Oh hahaha. Jangan bahas itu, please. Jadi badmood" Azka mencoba mengelak.
"Maaf udah buat kamu badmood" Jawab Sheeran santai sambil menyimpan rasa penasaran di hatinya, dan bertanya-tanya mengapa Azka selalu mengelak saat ditanya tentang Audi.

Sheeran mencoba menguntit sosial media milik Azka. Ternyata Azka dan Audi sedang ada masalah, itulah sebabnya mengapa hubungan mereka merenggang. Dibalik itu semua ada rasa takut yang menyelimuti hati Sheeran. Dia takut jika Azka dan Audi sedang merenggang dan Azka dekat dengannya, Ia akan dicap pagar makan tanaman sekaligus ia merupakan pelarian Azka. Sheeran takut kedekatannya dengan Azka selama ini hanyalah angan-angan.

Sampai suatu hari, tibalah hari ulang tahun Sheeran. Sheeran mencoba mengundang Azka ke perayaan ulang tahunnya. Namun, Azka tak bisa hadir karna harus mengikuti latihan wajib karate untuk sebuah ajang kejuaraan. Sheeran mencoba memahami Azka, karna ini semua adalah cita-cita Azka yang ingin membahagiakan orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Acara perayaan ulang tahun Sheeran pun sangat meriah walau tanpa dihadiri Azka. Karna Sheeran mempunyai banyak teman yang begitu peduli, sayang dan setia padanya. Sejak saat itu, hubungan Sheeran dan Azka agak merenggang, tidak seakrab dulu.

Tiba-tiba Sheeran merasa penasaran apakah benar bahwa Azka tak bisa hadir di perayaan ulang tahunnya hanya karna ingin latihan wajib karate. Sheeran mencoba sembunyi-sembunyi melihat kegiatan Azka saat latihan wajib di GOR kota mereka. Ternyata benar, Azka berlatih mati-matian. Sheeran yang melihat Azka kelelahan dengan beberapa lebam-lebam di sekujur tubuhnya pun merasa terharu.

Hari demi hari Sheeran menguntit kegiatan latihan Azka, sampai akhirnya dia pun tertangkap basah.
"Hoy! Kamu ngapain disini?" Azka mengagetkan Sheeran
"Hmm.. aaa...anu lagi jogging disini sambil nemenin temen" Jawab Sheeran gugup
"Jujur aja deh kamu di sini nguntit aku kan? Hayo ngaku!" Azka mendesak Sheeran
"Engga kok kata siapa? Sok tahu kamu!" Sheeran mencoba mengelak
"Beberapa temen aku bilang, akhir-akhir ini mereka sering lihat kamu di sini dan duduk di kursi penonton sambil merhatiin aku. Ngaku aja kali. Aku senang kamu bisa hadir disini. Moodboster banget" Jawab Azka.
"Tapi ga salah kan kalau aku datang ke sini?" Tanya Sheeran sambil menahan cucuran keringat dingin di tubuhnya.
"Ya enggak dong. Kalo tiap aku latihan kamu selalu datang, aku makin semangat latihan. Makasih ya, nanti pulangnya aku antar" Jawab Azka tegas.

Setiap Azka latihan, Sheeran selalu menemaninya. Setiap kali selesai latihan, Azka selalu menghampiri Sheeran di kursi penonton untuk menikmati sentuhan lembut dari Sheeran saat mengelapkan peluhnya yang berjatuhan.

 Ajang kejuaraan karate itu tiba. Azka kalah di awal pertandingan, seluruh tubuhnya lebam-lebam dihajar habis-habisan oleh lawannya. Hanya Sheeran yang mensupport, dia memberikan air mineral dan mengelapkan keringat Azka dengan senyum pendorong semagat ala Sheeran. Orang tua dan kekasih Azka datang terlambat. Di akhir pertandingan, Azka berbalik menghajar habis-habisan lawannya dan Ia pun memenang kan pertandingan. Ketika medalinya selesai diserahkan, Ia segera menghampiri orang tuanya. Namun di sisi lain, Ia bingung. Ia tak tahu harus menghampiri Audi, pacarnya terlebih dahulu atau Sheeran orang yang selama ini mensupportnya sekuat tenaga. Tanpa berpikir panjang, Azka menghampiri Audi dan memeluknya erat di depan Sheeran.

"Ka, Aku bangga punya pacar kaya kamu. Semoga dengan ini hubungan kita membaik lagi ya!" Kata Audi yang masih dalam pelukan Azka.
"Tentu, sayang" Jawab Azka yang semakin mempererat pelukannya.

Tiba-tiba air mata Sheeran jatuh tak terbendung membasahi pipinya. Ia pun segera beranjak dari tempat dimana Ia berdiri. Azka yang melihat Sheeran menangis sambil berlari itu segera melepaskan pelukannya dengan Audi dan segera berlari mengejar Sheeran.

"Sheeran! tunggu. Mau kemana?" Azka yang seorang atlet itu berlari secepat kilat hingga Ia pun berhasil meraih tangan Sheeran.
"Tolong lepasin!" Bentak Sheeran sambil berusaha membendung air matanya.
"Loh kok kamu nangis? Aku kan menang. Ini medalinya aku persembahin buat kamu yang udah setia nemenin dan support aku" Hibur Azka yang benar-benar tak tahu penyebab Sheeran menangis
"Memang aku ga pantes buat nangisin kamu, bahkan cemburu saat kamu meluk erat Audi. Aku sadar aku pelarian kamu dan cuma simple pleasure. Aku sadar aku bukan siapa-siapa kamu. Jujur ka, dari dulu aku suka sama kamu. Tapi aku sembunyiin rasa itu. Karna terlalu sakit buat aku untuk mencintai kamu. Kamu itu karya Tuhan yang sedang aku perjuangkan. Ini medali hasil perjuangan kamu, kamu simpan baik-baik. Aku kaya gini ikhlas bantu kamu untuk meraih apa yang kamu mau. Sebenarnya yang aku perjuangin itu bukan medali ini, tapi hati kamu. hati kamu yang tulus buat aku. Sekarang udah ada Audi dan Orang tua kamu di sana. Aku titip mereka. Bahagiain mereka semampu kamu. Inget, jaga diri kamu juga baik-baik. Karna beberapa hari lagi aku akan pindah ke luar kota karna Ayahku pindah tugas, dan aku akan tinggal di asrama. Jadi gak bisa tiap hai kontak-kontakan. Aku ga bisa terus merhatiin dan nemenin kamu. Kejar cita-cita kamu!" Sheeran memberikan perhatian terakhirnya pada Azka
"Tapi Sheer..." Perkataan  Azka terpotong karna Sheeran segera beranjak dari Azka dan langsung masuk mobil taxi lalu pergi.

Seiring berjalannya waktu, setiap kali Azka latihan karate, Ia selalu tidak fokus karna selalu memandangi kursi penonton sambi berharap dan membayangkan bahwa Sheeran sedang dengan setia menemaninya. Begitu juga di tempat kursus, Azka rindu dengan celotehan-celotehan Sheeran yang membuat kelasnya ramai. Kelas kursusnya sepi, apalagi dengan hatinya. Azka benar-benar merasa kehilangan.

SELESAI.